Rabu, 16 November 2011

PENGERTIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI INSTRUKSIONAL


Drs. Mudlofir, M.Sc. TEKNOLOGI INSTRUKSIONAL,
(sebagai landasan perencanaan dan penyusunan program pengajaran  )

Teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terpadau meliputi manusia, prosedur,ide, alat, dan organisasi untuk menganalisis masalah serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola usaha pemecahan masalah yang berhubungan dengan segala aspek belajar. Sedangkan teknologi instruksional adalah suatu proses yang kompleks dan terpadu meliputi manusia, prosedur, ide, alat, dan organisasi, untuk menganalisis masalah serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola usaha pemecahan msalah dalam situasi belajar yang bertujuan dan yang terkontrol.
Dalam teknologi instruksional usaha pemecahan maslah itu akan berbentuk sistem instruksional yang lengkap, yang merupakan kombinasi dari komponen sistem instruksional yang sengaja dirancang, dipilih dan digunakn secara terpadu. Komponen tersebutu terdiri dari atas pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan. Proses dalam menganalis masalah serta merancang, melaksanakan, dan menilai usaha pemecahan masalah merupakan fungsi pengembangan instruksional dari teori-riset, desain, produksi, seleksi-evaluasi, logistis, dan pemanfaatan penyebaran. Kegiatan instruksional sering juga sama dengan mengajar atau member kuliah. Dalam konteks ini mengajar merupakan dari profesi, sedangkan member kuliah merupakan salah satu penerapan sterategi pengajaran.
Kegiatan instruksional mempeunyai pengertian yang lebih luas, yaitu cara yang dipakai pengajar, ahli kurikulum, perancang bahan, dan lain-lain, yang bertujuan untuk mengembangkan rencana yang terorganisasi guna keperluan belajar atau dapat dikatan pula setiap bentuk kombinasi dari komponen sistem instruksional yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar secara bertujuan. Kombinasi itu mungkin saja berlangsung tanpa adanya komponen orang, yaitu bila kegiatan belajar berlangsung secar mandiri  tanpa hadirnya dosen/ pengajar.

RUANG LINGKUP TEKNOLOGI PENGAJARAN


Batasan dan pengertian
Menurut perjalanan sejarah, dunia pendidikan telah mengalami empat tahap perubahan ditinjau dari penyajian materi pelajaranya. Pertama tatkala dalam masyrakat tumbuh suatu profesi baru yang disebut guru yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan mewakili  orang tua. Dengan demikian mengalami pergeseran peran pendidikan dirumah menjadi formal atau sekolah. Kedua dimuali dengan dipergunakanya bahasa tulisan disamping bahasa lisan dala penyajian ajaran. Ketiga dengan ditemukanya teknik pencetakkan yang memungkinkan diperbanyaknya bahan-bahan bacaan dalam bentuk buku-buku teks sebagai materi pelajaran tercetak. Empat  masuknya teknologi berikut produknya yang menghasilkan alat-alat mekanis, optis, maupun elektronis.
Teknologi pendidikan sering dikacaukan dengan teknologi pengajaran. Teknologi pengajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan. Hal itu didasarkan atas konsep bahwa pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Teknologi pengajaran merupakan satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi serta pengelolaan cara pemecahan masalah-maslah pendidikan yang terdapat didalam  situasi-situasi belajar yang bertujuan dan disengaja.
Teknologi pendidikan juga bermakna suatu  proses yang terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untk menganalisis masalah-masalah pendidikan dan cara pemecahanya, mencobakan model-model pemecahan mengadakan penilian dan mengelolanya. Defisinisi teknologi pengajaran adalah sebagai media yang lahir sebagi akibat hasil revolusi komunikasi yang dapat dipakai untuk kegiatan pengajaran daisamping guru, buku teks, dan papan tulis, Media tersebut berupa radio, film, televise, overhead projector dan lain-lain. Rumusan ini muncul karena media merupakan salah satu komponen dari teknologi pengajaran.
Dengan demikian teknologi pengajaran tidak hanya merupakan keseluruhan sistem untuk mengelola hasil belajar sehingga memperoleh nilai tambah. Ini berarti bahwa teknologi pengajaran dapat diartikan sebagai cara yang sistematis dalam merancang, melaksanakan, dan menilai keseluruhan proses belajar-mengajar dalam hubungannya dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Sumber : Dr. Nana Sudjana, Drs Ahmad Rivai.( Teknologi Pengajaran )

FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PENDIDIKAN


Sumber : Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A.  Media Pembelajaran 
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting yaitu metode belajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jinis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa menguasai setelah pembelajaran berlangsung dan konteks pembelajran termasuk karaktristik siswa.
Meskipun demikian salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang tyrut mempengaruhi iklim, kondidsi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diharapkan guru.
Hamalik(1986) mengemukakan bahwa pemakian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kigiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Pengunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, juga dapat membanyu siswa menigkatkan pemahaman, menyajiakan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Levie &Lentz (1982)  mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu (a) funfsi atensi (b) fungsi afektif  (c) fungsi kognitif , dan (d) fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi media visaual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perahtian siswa berkonsentrasi kapada isis pelajaran yang berakitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (membaca) atau teks yang bergambar. Misalnya gambar masalah sosial atau ras.
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untnk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang ter kandung dalam gambar.
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingstnya kembali.dengan kata lain, berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.  

POLA DAN MODEL-MODEL PENGEMBANGAN ISTRUKSIONAL


Drs. Mudlofir, M.Sc. TEKNOLOGI INSTRUKSIONAL,
(sebagai landasan perencanaan dan penyusunan program pengajaran  )
                                                                                                         
Pola-pola Instruksional
Aplikasi praktis teknologi pendidikan akan mempengaruhi bidang pendidikan dalam berbagai macam bentuk. Adanya berbagai komponen sistem instruksional serta kombinasi di antaranya merupakan salah satu bentuk pengaruh yang nyata. Demikian pula fungsi pengembangan dan manejemen, seperti misalnya yang dapat ditunjukan dengan kegiatan membuat film instruksional, menyusun katalog media, mengelola fasilitas/sumber belajar, serta kegiatan lainnya, merupakan bukti nyata akan pengaruh teknologi instruksional dalam bidang pendidikan.
Disamping itu, pengaruh yang medasar terletak pada  pengembangan pola instruksioanal, pada umunya pola instruksional dapat dikenal dimana dosen atau guru pada umumnya mempunyai kedudukan sebagai satu-satunya sumber belajar dalam sistem instruksional, atau dapat dikatan bahwa pola ini pola tradisional yaitu dosen memegang kendali sepenuhnya dalam menempatkan isi dan metode belajar bahkan dalam menilai kemajuan belajar mahasiswa. Secara operasional penerapan pola instruksional mempunyai cirri sebagai berikut:
1)      Sarana fisik yang mengantarai penyampaian informasi
2)      Sistem instruksional di mna sarana fisik tersebut merupakan salah satu komponen terpadu.
3)      Adanya serangkaian pilihan yang menghendaki antara lain: a). perubahan fisik tempat dan cara belajar b). hubungan antara pengajar dan peserta didik yang tidak langsung. c). aktivitas anak didik yang lebih mandiri d). perlu adanya pembantu pengajar(seperti pengembangan instruksional, produksi media dan lain-lain). e). perubahan peranan dan kecakapan pengajar f). keluwesan waktu dan tempat.


Model-model pengembangan Instruksional
Pengembangan instruksional adalah cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan megevaluasiseperngkat materi dan stretegi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan instruksional ini terdiri dari seperangkat kegiatan yang meliputi perencanaan, pengembangan dan evaluasi terhadap sistem instruksional yang sedang dikembangkan tersebut. Pengembnagan juga instruksional adalah teknik pengolaan dalam mencari pemecahan masalah-masalah instruksional atau dalam setidak-tidaknya, dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber belajar yang adad untuk memperbaiki pendidikan.
Ada beberapa model pengembangan instruksional, misalnya model pengembangan Bringgs, model Banatly, model PPSI( prosedur pengembangan sistem intruksional), model Kemp, model Gerlach dan Ely, dan lain-lainya. Bahwa setiap model mengandung kegiatan yang dapat digologkan, kedalam tiga kategori kegiatan pokok, yaitu:
a.       Kegiatan yang membantu menentukan masalah pendidikan dan megorganisasikan alat untuk memecahkan masalah tersebut.
b.      Kegiatan yang membantu menganalisis dan mengembangakan pemecahan masalah.
Kegiatan yang melayani keperluan evaluasi pemecahan masalah t

LANDASAN TEKNOLOGI PENGAJARAN


Sumber : Dr. Nana Sudjana, Drs. Ahmad Rivai. (Teknologi Pengajaran )  
 1 Landasan Filosofis
Konsep model pendidikan teknologi secara filosofis mirip dengan pendidikan klasikal,yaitu bertumpu pada asumsi bahwa model pendidikan hendaknya merupakan sesuatu bentuk atau contoh utama dari masyrakat yang lebih luas sebagai hasil karya pendidikan. Dengan demikian maka dalam konteks masyarakat yang lebih luas titik berat penekanannya ditunjukan pada dimensi-dimensi, kecendrungan timbulnya masyarakat teknologi.
Pendidikan adalah modifikasi dari prilaku yang dicapai melalui aplikasi kondisi yang diperkuat, melalui peralatan teknologi. Isi pelajaran dan metodologi pengajaran ditetapkan dengan dukungan teknologi. Secara esensial mesin pengajaran mengantikan peranan guru, dan siswa berperan sebagai trainee yang mempelajari semua data serta ketrampilan yang berguna bagi jabatan atau kedudukanya dibidang teknologi dimasa yang akan datang. Bantuan- bantuan teknologi kepada manusia, memungkinkan manusia memahami tumbuhnua masyrakat teknologis yang sangat kompleks.
Teknologi dipandang sebagai suatu alat atau sarana yang bebas nilai, biasadipakai untuk kesejahteraan, atau sebaliknya bias juga digunakan untuk kebinasaan. Dalam proses belajar mengajar, guru dapat lepas tangan dari pembentukan dimensi-dimensi nonkognitif para siswanya. Disamping itu guru guru juga dapat terlepas dari tugassebagai pemberi informasi semata-mata karena sudah diambil alih perananya oleh hadware seperti OHP, slides, suara, film, TV, teaching machine, dan lain-lain.
2. Landasan Sosiologis 
Mastrakat industri abad pertengahan telah mengantikan tenaga manusia dan binatang dengan tenaga mesin yang digerakkan minyak bkar dan listrik. Kini masyrakat teknologis telah mengantikan pikiran manusia dengan pikiran mekanis komputer, dengan kecepatan,ketepatan, serta kemampuan yang memungkinkan memecahkan masalah-masalah teknis organisasi yang amat kompleks bilamana manusia pada Abad pertengahan hidup serta berjuang melalui kerjasama dengan alam lingkunganya, maka manusia modern kini bangkit menguasai alam, termasuk kehidupan itu sendiri. Misalnya ilmu kedokteran, biologi. Diterapkanya teknologi pendidikan mula-mula pada tahun 1940an sehubungan dengan timbulnya kebutuhan militer pada masa perang. Namun pesatnya pengunaan teknologi pendidikan pada tahun 1950 karena 2 buah faktor yaitu: pertama, timbulnya kepercayaan terhadap ilmu pengetahuan sebagai cara untuk memperbaiki mutu kehidupan, kedua,terjadinya ledakan penduduk usia sekolah. Tantangan tersebut segera memperoleh jawaban dari dunia perekonomian dengan menciptakan berbagai perangkat keras sebagai bantuan teknologis yang dirancang untuk tujuan pengajaran yang lebih efektif dan ekonomis.
Sekalipun demikian, timbul sedikit keraguan terhadap kemungkinan pendayagunaan dalam jangka panjang dari peralatan teknologi secara luas di kelas-kelas dan berbagai bentuk multimedia. Dalam proses tersebut peranan komunikasi sangat penting, sebab hakikat teknologi pengajaran adalah upaya guru mempengaruhi siswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, landasan sosial teknologi pengajaran ada pada komunikasi insani.
3. Landasan Psikologis 
Tujuan pendidikan, termasuk pengajaran, pada hakikatnyna adalah diperoleh tingkah laku individu. Perubahan tersebut merupakan buah dari belajar, bukan sebagai akibat kematangan. Ciri tingkah laku yang diperoleh dari hasil belajar adalah (1) terbentuknya tingkah laku baru berupa kemampuan actual dan potensial (2) kemampuan baru yang berlaku dalam relative lama (3) kemampuan baru tersebut diperoleh melalui usaha. Studi yang mempelajari tingkah laku individu ada pada psikologi. Oleh sebab itu, teknologi pengajaran sebagai upaya untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran didasarkan atas psikologi.
Diantaranya cabang-cabang psikologi yang paling erat kaitanya dengan teknologi pengajaran adalah psikologi belajar. Hal ini tidak menutup kemungkinan cabang psikologi yang lainnya seperti psikologi perkembangan, psikologi kepribadian, dan psikologi sosial namun ini tidak sekuat kontribusinya disbanding psikologi balajar. Psikologi belajar meletakkan dasar-dasar bagi lahirnya teori belajar, yakni teori yang berusaha menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengapa terjadi perubahan tingkah laku pada individu. Teori belajar menjadi dasar dan landasan bagi teori pengajaran yang menjelaskan dan menjawab pertanyaan bagaimana terjadinya perubahan tingkah laku individu. Dengan kata lain teori pengajaran bersumber dari teori belajar. Itu sebabnya salah satu diantara landasan teori pengajaran atau teknologi pengajaran adalah psikologi belajar.